Kembali.
Sudah lama tidak seperti ini.. Sepertinya.
Aku mulai suka menulis lagi. Beberapa tahun sebelum ini, aku
pernah seperti ini. Melankolis. Hampir sama. Hanya saja dibedakan oleh angka
usia dan aku sudah jauh lebih berkembang daripada yang dulu. Aku mulai mengerti
tentang setiap baris yang aku tulis. Mencoba menyelami makna dari setiap kata
yang aku tulis dan baca berulang-ulang. Menggali rasa ingin tahuku lebih dalam
lagi. Lebih dalam lagi seberapa besar perbendaharaan kata yang aku punya.
Tulisan ini yang aku baca berkali-kali. Membawa aku ke sini lagi.
Kata-kata dalam tulisan ini seperti hidup dalam fikiran di setiap paragrafnya.
Lebih dalam lagi, pemilihan katanya selalu tepat tak ada yang meleset. Sastra.
Iya aku pernah mencintai kata-kata rumit penuh makna seperti ini.
Dulu mungkin aku mulai menulis segala hal yang aku alami pada
hari itu. Ketika melewati hal-hal menarik atau menyebalkan sekalipun. Ketika
dimarahi guru. Ketika aku mendapatkan penghargaan di kejuaraan lomba balap
karung perayaan kemerdekaan di sekolah. Ketika aku mendapat nilai matematika
tertinggi. Dan tentu saja hal yang membuat aku paling suka menulis adalah
ketika aku jatuh cinta. Jemari dan otak seperti tak pernah ada pembatas.
“Sejarah seperti awan yang tampak padat berisi tapi ketika
disentuhmenjadi embun yang rapuh” –Dee
Setidaknya aku pernah mengerti. Puisi. Dulu, aku suka
menulis puisi. Tapi sekarang? Sepertinya sudah dihapus zaman. Lagu-lagu mendayu
lebih banyak mendominasi. Dulu, aku pembaca puisi. Setidaknya sudah beberapa
perlombaan sudah aku lewati. Dari satu acara iseng tak sengaja sampai yang
terwacana. Tanpa satupun trofi. Ya mungkin aku bukan pembaca yang baik. Mungkin
aku belum menemukan cara yang baik untuk berekspresi.
Setelah tulisan ini selesai, aku akan menulis lagi.
Titik.
Comments
Post a Comment