Mencuci Motor di Pagi Hari


Musim hujan telah tiba. Biasanya di Depok, tempat saya menetap sementara sebagai imigran atas efek sebagai mahasiswa, pagi dan siang hari cuaca normal-normal saja. Akan tetapi, mendekati jam tiga sore cuaca mendadak mendung dan langit gelap mulai menyelimuti kota Depok. Dan tak lama turun hujan.

Bagi sebagian orang, mungkin hujan sangat mengganggu aktivitas. Saya termasuk yang terganggu namun tetap menikmatinya. Buat apa memarahi langit dan memohon untuk tidak turun hujan dulu sampai aktivitas selesai, toh langit bukan Tuhan Yang Maha Pendengar. Ketika kita marah-marah karena hujan turun, berarti kita telah melakukan hal sia-sia. Ketika hujan, saya menghentikan aktivitas saya, mampir ke dapur rumah saya dan membuat kopi susu hangat. Sambil memperhatikan asap yang mengepul dari gelasnya dan menghirup wangi kopi susu yang memenuhi ruangan, saya selipkan doa agar segera bisa melanjutkan aktivitas kembali.

Saya sendiri adalah pemakai waktu sore. Aktivitas setelah kuliah belakangan ini adalah berlatih persiapan Pekan Kreatif untuk tanggal 8 Desember nanti. Pekan Kreatif adalah rangkaian acara dari Festival Budaya 2012 yang diadakan oleh anak-anak sastra UI yang dibuat untuk para mahasiswa baru setiap tahun. Acaranya berupa penampilan teater berdurasi kurang lebih setengah jam. Biasanya Ikatan Keluarga Sastra Indonesia (nama himpunan mahasiswa sastra Indonesia) , memulai latihan pementasan pada pukul dua sampai setengah sebelas malam, dari senin sampai jumat. Waktu yang cukup lama, bahkan waktu kuliah saya tidak pernah lebih lama daripada latihan PK. Terkadan saya mulai bertanya-tanya, sebenarnya tujuan saya datang ke sini untuk kuliah atau untuk .....

Hampir di setiap latihan saya tidak pernah datang tepat waktu karena beberapa alasan ini itu. Jujur, saya orang yang tidak begitu ahli untuk bersandiwara memerankan peran dalam drama, apa pun perannya. Dan saya cukup malas untuk ikut latihan ini. Memang hukumnya selalu begitu, ketika kita melakukan hal yang menurut kita bukan passion diri kita, maka hampir tidak ada semangat di sana. Pertanyaannya kenapa saya tetap hadir di setiap latihan padahal banyak hal yang bisa saya lakukan untuk hal lainnya? Pertama, karena acara ini khusus dibuat untuk mahasiswa baru Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya. Jadi mahasiswa cuma sekali, dan saya berperan dalam drama mungkin untuk terakhir kalinya dalam hidup saya. Kedua, esensi acara ini mengakrabkan dan menyatukan setiap kepala dari mahasiswa baru yang punya pemikiran berbeda-beda lalu disatukan dalam sebuah pementasan drama. Intinya untuk mengakrabkan antara mahasiswa baru dengan yang sudah lebih senior. Ketiga, belajar bukan hanya di kelas, dari drama saya belajar hal baru. Jadi, saran saya jangan melakukan hal yang bukan passion Anda, apalagi jika tanpa esensi.

Saya pun belum pernah sekalipun berperan dalam sebuah drama sebelumnya. Waktu SMA, beberapa kali saya hanya jadi pemeran pembantu yang sangat tidak membantu. Namun, saya sangat tertarik menonton beberapa pementasannya, apalagi kalau komedi. Buat saya, mereka yang ada di atas panggung orang-orang cerdas yang bisa merubah karakter dalam dirinya dalam sekejap dan rela ditonton banyak orang. Terkadang saya salut dengan orang yang bisa melakukan sesuatu yang tidak bisa saya lakukan.

Efek dari hujan juga membuat jalanan basah dan becek. Sebagai pengguna motor, setelah pulang kuliah akhirnya motor kotor terus. Dari hari ke hari semakin kotor dan saya merasa makin risih melihat motor sendiri di teras rumah. Papa udah mulai bawel nyuruh cuci motor dari tadi pagi. Tak ada secuil pun niat untuk mulai mencucinya, karena saya pikir toh percuma kalau dicuci nanti sore juga kotor lagi. Pikiran tersebut berubah sampai tadi pagi papa berkata kepada saya.

Papa bilang: "Jangan males nyuci motor. Kalau nanti sore hujan dan kotor lagi, bukan berarti kamu gak mau nyuci. Setidaknya sudah pernah bersih. Seperti makan, kamu juga nanti laper lagi. Tapi kenapa kamu mau tetep makan?"

Saya cuma bisa diam dan pura-pura tidak dengar. Padahal dalam hati, saya benar-benar tidak bisa kasih jawaban. Ternyata dalam hidup saya belajar satu hal, konsistensi membuat pertumbuhan. Mencuci motor walaupun tahu akan kotor lagi adalah proses mencicil agar kotoran pada motor tak berkarak. Semakin lama tidak dibersihkan kotorannya makin sulit dibersihkan. Itulah manfaat tetap mencuci motor di musim hujan seperti sekarang ini. Itu juga salah satu upaya saya dalam merawat motor pemberian Mama. Ketika amanah diberikan dan kita berhasil menjaganya, maka orang akan mempercayai kita dalam banyak hal. Siapa tahu, tahun depan malah dikasih mobil sama Mama. Hehe..

Sama seperti makan, kalau tahu akan laper lagi, kenapa mau makan lagi. Sama-sama kita tahu, makan membuat kita berkembang dan tumbuh sejak bayi. Jika proses itu terhenti mungkin kita tidak pernah ada saat ini. Gizi yang masuk dalam tubuh hari kemarin juga yang 'membuat' kita 'menjadi' hari ini. Makan juga proses yang menyenangkan. Apalagi kalo makanannya enak. Akan tetapi tak selamanya makan itu enak, ketika sakit misalnya. Terkadang proses itu tidak menyenangkan tetapi dari situ justru kita bisa belajar banyak hal.
Pementasan drama, mencuci motor, menulis adalah proses yang tidak menyenangkan ketika tidak dilaksanakan dengan hati. Maka ketika hati sudah ikhlas melaksanakan proses, semua terasa menyenangkan. Jangan mau jadi manusia INSTAN yang cuma mau enaknya doang, tapi jadilah manusia INTAN yang sukses karena berproses.

Foto diambil dari: http://homeschollwithmarwah.multiply.com

Comments

Popular posts from this blog

Masa Jahiliyah

Everyday and Everynight Cover