KOSONG [2013]

Konsep terbentuknya sebuah sejarah tiba-tiba mengendap dalam kepalaku. Kejadian itu terjadi ketika aku duduk di hadapan sebuah meja dengan dua benda paling eksis enam tahun terakhir dalam hidupku: pulpen dan kertas. Di hadapanku terbentang sehelai kertas yang masih polos karena tak ada satupun garis yang menodai. Aku memandangi kertas itu. Aku memandangi kertas itu lebih dalam lagi. Bukan karena benda itu punya efek magis yang bisa menyerap segala perhatian, tetapi lebih kepada perasaanku. Entah kenapa di hadapan benda setipis itu perasaan yang ingin kugariskan di sana secara tiba-tiba menguap. Benda itu seperti kuali di atas api berderajat puluhan celcius yang memaksa air di atasnya menguap bebas tanpa bekas. Lalu kupandangi pulpen bertinta biru yang masih kugenggam sejak tadi. Tak ada satu kalimat atau bahkan kata sebagai arti yang menandakan bahwa perjalananku hari ini resmi dimulai; perjalanan mencari diri sendiri, perjalanan menyusuri hati yang sepi, dan perjalanan ya...