NURFADLIARIFIN

Brainstorming

Gw suka banget sama macaroni schootle. Mungkin bagi orang lain makanan itu biasa aja. Tapi buat gw, macaroni schootle itu surga banget. Endange bambange. Mungkin kalo sekarang ada macaroni schootle di depan gw, gw gak mau lama-lama ngabisin macaroni schootle itu. Lebih banyak menikmati setiap gigitan yang akan lewat di mulut gw. Rasanya. Taburan keju di atasnya. Macaroninya yang hangat setelah di panggang. Wanginya. Daging cincangnya. Rasa pedas tentunya. Gw sendiri gak pernah tau kenapa gw suka banget sama macaroni schootle ini. Sampai saat ini pertanyaan itu belum terjawab buat diri gw sendiri. Dulu, waktu zamannya facebook masih baru banget di Indonesia, gw punya temen dari Arab yang sekarang tinggal di Indonesia. Banyak hal-hal yang bisa diceritain dia ke gw waktu itu sekedar lewat chatting, dari makanan sampai kebudayaan Arab. Gw terkadang selalu tertarik sama kebudayaan di luar negeri. Bukan artinya gak cinta sama kebudayaan sendiri loh. Tapi banyak yang bisa kita pelaj...

Sekarang pukul 1.30 pagi di tempatmu. Kulit wajahmu pasti sedang terlipat di antara kerutan sarung bantal. Rambutmu yang tebal menumpuk di sisi kanan, karena eengkaau tidur btertelungkup dengan muka menghadap ke sisi kiri. Tanganmu selalu tampak menggapai. Apakah itu yang selalu kau cari di bawah bantal? Aku selalu ingin mencuri waktumu. Menyita perhaatianmu. Semata-mata supaya aku bisa terpilin masuk ke dalam lipatan sprei tempat tubuhmu terbaring. Sudah hampir tiga tahun aku begini. Dua puluh delapan bulan. Kalikan tiga puluh. Kalikan dua puluh empat. Kalikan enam puluh. Kalikan lagi enam puluh. Kalikan enam puluh. Niscaya, akan kau dapatkan angka iini: 4.354.560.000. Itulah banyaknya milisekon sejak pertama aku jatuh cinta kepadamu. Angka itu bisa lebih fantastis kalau ditarik sampai skala nano. Silahkan cek. Dan aku berani jamin engkau masih ada di situ. Di tiap inti detik, dan di dalamnya lagi, dan lagi, dan lagi.. Penunjuk waktuku tak perlu mahal-mahal. Memanda...

COOMING SOON!

Sudah lama tidak seperti ini.. Sepertinya. Aku mulai suka menulis lagi. Beberapa tahun sebelum ini, aku pernah seperti ini. Melankolis. Hampir sama. Hanya saja dibedakan oleh angka usia dan aku sudah jauh lebih berkembang daripada yang dulu. Aku mulai mengerti tentang setiap baris yang aku tulis. Mencoba menyelami makna dari setiap kata yang aku tulis dan baca berulang-ulang. Menggali rasa ingin tahuku lebih dalam lagi. Lebih dalam lagi seberapa besar perbendaharaan kata yang aku punya. Tulisan ini yang aku baca berkali-kali. Membawa aku ke sini lagi. Kata-kata dalam tulisan ini seperti hidup dalam fikiran di setiap paragrafnya. Lebih dalam lagi, pemilihan katanya selalu tepat tak ada yang meleset. Sastra. Iya aku pernah mencintai kata-kata rumit penuh makna seperti ini. Dulu mungkin aku mulai menulis segala hal yang aku alami pada hari itu. Ketika melewati hal-hal menarik atau menyebalkan sekalipun. Ketika dimarahi guru. Ketika aku mendapatkan penghargaan di kejuaraan...

I want to share something because my friend tell me about his relationship. Briefly, story love not happy in the end and his ex-girlfriend revenge with him Lately more often discussed about happiness. Something that’s simple but sometime made so tricky. Because happiness not purpose. If you make it as purpose, the way to get it not be enjoyed and just more hope. Just hope. Walk with happiness until you can get what you want. If you fail, you know you have tried as good as possible. You will appreciate yourself, and have enough backup power to finish the way because happiness is power that unlimited. If you get? Just imagine. How fun you are? Someone said: “I can’t happy if I stand without you standing next to me”. That’s a choice. You can happy with yourself but you don’t choice it. Aren’t it? Happiness not to find. In disappointment , you can happy. When you lost something that you thought was everything, you felt like nothing. I think, loss is always have two side. ...