Posts

Can You Help Me?

R: "I'm sorry that I can't help you. I just feel like I am dissapointed you." F: "It's ok. You help me a lot." R: "When that I help you?." F: "Quite often. But you don't know that. But, I do." R: "Quite often? I feel like I only help you when you have your sign language task." F: "Did you forget? You help me when I was in love with you. You are not letting me fell by myself, or give me a parachute so the pain won't be hurt so much. But you choose to fell together. And we know, finally were meet in this line. You choose to fell together and standing right beside me now. That's the point how you help me now, but sometime you're just not realize. I love you." R: "Is that how I help you?" (Touched) F: "Yes. Really." R: "Thank you. I love you too. (She's going hug and kiss him)

Jakarta di Pagi Hari

Image
Sumber gambar: http://dithelen.blogspot.com/2012/02/pemungut-bukan-sampah-masyarakat.html "Percayalah, bahwa di dunia ini tak ada satupun anak di dunia yang bercita-cita bahwa ketika besar nanti ia akan menjadi seorang tukang sampah. Begitupun orang tuanya, tak ada yang mengharapkan anaknya menjadi seorang tukang sampah. Tapi coba kita lihat, betapa mulia pekerjaan itu. Andai tidak ada mereka di sini, akan jadi seperti apa Jakarta? Sedangkan kita buang sampah pada tempatnya saja masih malas." Sebuah catatan pribadi perjalanan pagi ini dari Bekasi menuju Depok, atas pengamatan seorang tukang sampah yang sedang bekerja di salah satu tempat pembuangan sampah di Jakarta.   Betapa mulianya beliau dan tiba-tiba kata-kata itu yang ada di kepala saya.

Teduh

Secara acak lagu di dalam playlist telepon genggam saya mulai diputar. Tiba-tiba lagu pengantar tidur malam ini adalah Payung Teduh – Untuk Perempuan yang sedang Dalam Pelukan. Nada lagu itu begitu mendayu. Dan saya mulai mendengarkan perlahan. Menyimak maknanya yang penuh arti. Tak terasa gelap pun jatuh Diujung malam menuju pagi yang dingin Hanya ada sedikit bintang malam ini Mungkin karena kau sedang cantik-cantiknya Lalu mataku merasa malu Semakin dalam ia malu kali ini Kadang juga ia takut Tatkala harus berpapasan ditengah pelariannya Di malam hari Menuju pagi Sedikit cemas Banyak rindunya Sebagian lirik itu aku kirimkan padamu, wanita yang aku cintai tapi sedang ada di pelukan orang lain. Aku juga menyarankan supaya kamu juga mendengarkan lagu merdu itu. “Aku enggak tahu lagu Payung Teduh. Emang kenapa aku harus dengerin?” Tanyamu di sana. “Enggak kenapa-kenapa. Coba aja dengerin. Bikin teduh.” Jawabku. Representasi “teduh” tadi aku ambil d...

Catatan Sebuah Keterpisahan

Image
You: Thank you for making me smile in this gloomy night. :’( :’)   Me: Because the last night? You: Yep Me: Meninggalkan dan ditinggalkan itu dua sisi mata koin yang gak bisa terpisahkan. You: :'( Me: Dan kita harus membayar mahal atas harga sebuah keterpisahan. Contohnya: Di  depan gang kosan aku itu ada tukang soto, harga satu porsinya 5ribu. 5ribu itu nasi sama sotonya dicampur. Kalo dipisah, jadinya 7ribu. Kenapa kita harus membayar lebih untuk sebuah keterpisahan? You: Gak tau. Kenapa? Me: Gak mau jawab. You: Yeee rese. Serius. Karena gak mungkin kan aku nanya abangnya. Me: Tumben kamu gak nyambung. Padahal itu udah aku sambung-sambungin sama makanan. You: Oke, karena 2ribunya untuk abangnya beli sabun cuci piring? Iya? (pause) (smile) You: Serius. Kenapa? Me: Karena perpisahan itu mahal. You: Oh iya iya, jadi bukan karena sabun ya? "Pesan aku jangan beli sotonya dipisah, rugi 2ribu tapi rasa sama aja." [pesa...

How 'Our Story Begins'

Image
  "You're the book that i'll never finish writing because I don't want it to end". You: “Happy writing with our new journal! Hihi” Me: “You too. I’m happy because ‘our story begins’. This will be a good story after all.”